Kamis, 15 Agustus 2013

Jiwa Merah Putih

"Kepada sang Merah Putih hormat grak " kata-kata itu sering aku dengar dulu, tiap hari senin saat masih duduk dibangku sekolah. Jariku dipelipis mata dan sedikit kaku, mata memandang kain yang dikibarkan temenku yang jadi paskibra.Kami yang berbaris harus  mengangkat tangan saat komandan berteriak keras sekali.

Tak semua patuh ada yang menyepelekan dengan bermalas-malas mengangkat tangan, ada pula yang sigap dengan kesunguhan jiwa raga melakukannya.
Ea semua dengan pengertian mereka masing-masing dan aku pun ingin seperti tentara dalam upacara militer. 
yahhh hayalku ketinggian.

Tapi setelah dewasa ini, hari senin pagi bukan lagi hari panas-panasan dilapangn, tiada lagi hormat-hormatan, tiang bendera dan suara teriak-teriak komandan upacara, tiada yang menggatur-atur.

Dimalam 15 Agustus ini, aku coba memahami apa arti hormatku kepada bendera negara itu. Rasa Nasionalisme dan Cinta Tanah Air yang diajarkan dan ditanaman kan dalam penghormatan kepada bendera.
Sebuah hal kecil yang penuh makna didalamnya. Namun tak banyak yang memahami.

Malam yang mulai larut dan dingin menyergap kuambil sebuah kain merah putih dari lemari,ku bentangkan didinding kamar,  dan ku ucap," Kepada sang Merah Putih hormat grak,....................... tegap grak". 

Seperti para sisa pejuang kemerdekaan, yang selalu hormat setelah memasang bendera merah putih  didepan rumah,sambil meneteskan air mata, yang sering aku lihat ditelevisi.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar